YAYASAN ASAASUNNAJAH TEGALGLAGAH

MI TAHDZIBUL FUAD Siap Mengantarkan putra/putri Bapak/Ibu menjadi anak yang beriman, bertaqwa, dan berakhlakul karimah yang bisa dibanggakan oleh masyarakat serta berkualitas dalam pengembangan ilmu dan teknologi

Kisah Sahabat Ukasyah bin Mihshan yang Menuntut Rasulullah SAW

Semua bermula setelah Surat An-Nashr diturunkan. Surat ini menandai wafat Rasulullah dalam waktu yang tidak lama setelah surat ini diturunkan. Demikian penafsiran Sahabat Ibnu Abbas, pakar tafsir di era sahabat.

إذا جاء نصر الله والفتح (١) ورأيت الناس يدخلون في دين الله أفواجا (٢) فسبح بحمد ربك واستغفره إنه كان توابا

Tentang Surah An-Nashr ini, Jabir bin Abdillah dan Abdullah bin Abbas meriwayatkan bahwa setelah surat ini turun, Rasulullah SAW berkata, “Wahai Jibril. Jiwaku sudah terasa lelah.”

Jibril AS mengatakan, “Akhirat itu lebih baik bagimu daripada dunia. Dan, pasti Tuhanmu akan memberikan (sesuatu) kepadamu dan kamu merasa ridha.”

Rasulullah lantas memerintahkan Bilal agar memanggil orang-orang untuk melaksanakan berkumpul di Masjid. Kaum Muslim segera berdatangan ke Masjid Nabawi, kemudian Rasulullah naik ke atas mimbar. Dari atas mimbar beliau memuji Allah kemudian menyampaikan khotbah yang membuat hati bergetar dan air mata berderai tangis.

“Wahai manusia. Nabi model apa aku ini bagi kalian?”

Para sahabat menjawab, “Semoga Allah memberikan balasan kebaikan sebab kenabianmu. Engkau bagi kami bagaikan ayah yang penyayang, saudara yang bijak dan baik hati. Engkau telah menyampaikan risalah Allah dan engkau telah mengajak ke jalan Tuhanmu dengan cara yang bijak dan dengan tutur kata yang santun. Semoga Allah memberikan balasan kebaikan yang lebih besar dari balasan yang diterima oleh nabi lainnya.”

Nabi berkata, “Wahai kaum Muslim. Demi Allah dan demi hakku atas kalian. Barang siapa yang pernah aku zalimi tanpa sepengetahuanku, berdirilah dan balaslah kezalimanku itu.”

Tidak seorang pun berdiri. Rasulullah lantas mengulangi ucapannya itu, dan tidak seorang pun yang berdiri.

Rasulullah mengulangi kata-kata itu untuk ketiga kalinya, “Wahai kaum Muslim. Demi Allah dan demi hakku atas kalian. Barang siapa yang pernah aku zalimi tanpa sepengetahuanku, berdirilah dan balaslah kezalimanku itu, sebelum aku dibalas pada hari kiamat nanti.”

Tiba-tiba ada seorang kakek berdiri. Kakek itu melangkah melewati barisan jamaah hingga ia sampai di hadapan Rasulullah. Kakek itu bernama Ukasyah bin Mihshan.

Ukasyah lantas berkata, “Demi ayah dan ibuku. Andai engkau tidak mengucapkan kalimat itu sampai tiga kali, pasti aku tidak akan maju. Dulu, aku pernah bersamamu dalam satu perang. Setelah perang selesai, dan kita mendapatkan kemenangan, kita segera pulang. Untaku dan untumu berjalan sejajar. Aku turun dari unta, mendekatimu karena aku ingin mencium pahamu. Namun, tiba-tiba engkau mengangkat pecut dan pecut itu mengenai perutku. Aku tidak tahu, apakah kejadian itu engkau sengaja atau engkau ingin memecut unta.”

Rasulullah langsung berkata, “Aku berlindung kepada Allah dari perbuatan memecutmu dengan sengaja. Wahai Bilal. Pergilah engkau ke rumah Fathimah, dan ambilkan pecut yang tergantung.”

Bilal langsung berangkat menuju rumah Fathimah. Tangan Bilal menepuk kepala sambil teriak histeris, “Luar biasa. Ini Utusan Allah meminta dirinya untuk diqisas (dibalas)!”

Sampai di rumah Fathimah, Bilal mengetuk pintu dan berkata, “Wahai Putri Rasulullah. Ambilkan pecut yang tergantung itu. Serahkan kepadaku.”

Fathimah bertanya, “Wahai Bilal. Apa yang akan dilakukan ayahku dengan pecut ini? Bukan hari ini adalah hari haji, bukan hari perang.”

Bilal menjawab, “Wahai Fathimah. Kamu pasti tahu akhlak ayahmu. Beliau menitipkan satu agama. Beliau akan meninggalkan dunia ini. Dan, beliau memberikan kesempatan pada siapa pun untuk membalas (qisas) kesalahannya.”

Fathimah lantas berkata, “Wahai Bilal. Siapa orang yang tega menuntut balas (qisas) dari Rasulullah?! Katakanlah kepada Hasan dan Husein, agar keduanya saja yang menerima pembalasan itu, sebagai pengganti Rasulullah. Minta orang itu membalas (melakukan qisas) kepada Hasan dan Husein, dan jangan membalas Rasulullah.”

Bilal kembali ke masjid dan meyerahkan pecut itu kepada Rasulullah. Rasulullah SAW lantas menyerahkan pecut itu kepada Ukasyah.

Abu Bakar dan Umar segera berdiri dan berkata kepada Ukasyah, “Wahai Ukasyah. Balaslah kepada kami berdua. Kami ada di hadapanmu. Jangan engkau balas Rasulullah.”

Rasulullah berkata kepada Abu Bakar dan Umar, “Diamlah kalian berdua, wahai Abu Bakar dan Umar. Allah tahu ketinggian derajat kalian berdua.”

Ali pun berdiri dan berkata, “Wahai Ukasyah. Sepanjang hidupku, aku selalu bersama Rasulullah. Sungguh aku tidak tega melihat Rasulullah dipecut. Ini badanku. Balaslah. Pecutlah aku seratus kali. Jangan kau balas Rasulullah.”

Rasulullah berkata, “Wahai Ali. Duduklah. Allah tahu derajatmu dan niat baikmu.”

Selanjutnya Hasan dan Husein juga berdiri dan berkata, “Wahai Ukasyah. Engkau kan tahu bahwa kami adalah darah daging Rasulullah. Engkau membalas kepada kami sama dengan engkau membalas Rasulullah?”

Rasulullah menjawab, “Duduklah, buah hatiku. Allah tidak akan melupakan kemuliaan kalian.”

Rasulullah kemudian berkata kepada Ukasyah, “Wahai Ukasyah. Silakan. Pecutlah aku.”

“Wahai Rasulullah. Ketika engkau memecut perutku, perutku dalam keadaan terbuka,” kata Ukasyah.

Rasulullah SAW langsung menyingkap pakaian hingga perutnya terbuka. Jamaah semakin histeris melihat pemandangan itu. Mereka menangis menjadi-jadi.

Mereka menegur Ukasyah, “Apakah engkau betul-betul akan memecut Rasulullah, wahai Ukasyah?!..”

Ukasyah lantas melihat perut Rasulullah, dan dia tak kuasa menahan diri, langsung merangsek tubuh Rasulullah SAW dan menciumi perutnya.

“Demi ayah dan ibuku, siapa orang yang tega melakukan pembalasan kepadamu, wahai Rasulullah,” ujar Ukasyah.

Rasulullah berkata, “Lastas katakanlah, kau ingin membalas atau memaafkan aku?”

Ukasyah, “Sungguh aku telah memaafkanmu karena aku berharap mendapatkan ampunan dari Allah pada hari Kiamat.”

Rasulullah berkata, “Siapa yang ingin melihat temanku di surga nanti, lihatlah kakek ini.”

Kaum Muslim langsung berdiri mengerubungi Ukasyah dan menciumi keningnya. Mereka berkata kepada Ukasyah, “Alangkah beruntungnya kamu. Alangkah beruntungnya kamu. Kamu akan mendapatkan derajat yang sangat tinggi, berdampingan dengan Rasulullah di surga.“

Setelah peristiwa tersebut, Rasulullah jatuh sakit selama delapan belas hari. Tepat pada hari Senin, Rasulullah wafat, meninggalkan dunia yang fana ini.

Nabi Muhammad SAW adalah seorang nabi dan rasul. Ia dijamin masuk surga, bahkan pasti berada di tempat paling tinggi dan paling mulia di sisi Allah. Namun, beliau begitu hati-hatinya terhadap manusia. Ia tidak ingin meninggalkan dunia ini, sementara masih ada orang yang “sakit hati” kepadanya. Beliau minta dibalas (diqisas) agar dirinya tidak dibalas di akhirat.

Fitnah, dusta, caci-maki dan kezaliman lainnya yang disebarkan akan menjadi tanggung jawab penyebarnya di akhirat nanti. Herannya, para penyebar fitnah dan para pencaci tenang-tenang saja. Padahal, Nabi begitu gelisah hanya karena satu kesalahan yang tak disengaja terhadap Sahabat Ukasyah. Fasyhad. Qad ballaghtul qishah…

Sumber :
(KH Taufik Damas, Wakil Katib Syuriyah PWNU DKI Jakarta)
http://www.nu.or.id/post/read/103561/kisah-sahabat-ukasyah-bin-mihshan-yang-menuntut-rasulullah-saw

Ekskul Komputer

MADRASAH LEBIH BAIK… 

LEBIH BAIK MADRASAH !!!!

MADRASAHKU HEBAT, MADRASAHKU BERMARTABAT!!! 

 ”Aja sekolah ning MI…. sebab MI pelajarane angel-angel ” Why?!
(Kenapa dengan anak Bapak/Ibu?)
” Aja sekolah ning MI…. sebab yen ning MI mung bisa ngaji… ” Why???
” Aja sekolah ning MI…. sebab yen ning MI ora bisa masuk SMP… ” Why???
Sering kali kami mendengar orang tua yang tidak bersimpati dengan MI kami (atau mungkin seluruh pendidikan yang berlabel MI) mengeluarkan kalimat-kalimat di atas. Kami tidak akan menjawab pertanyaan tersebut dengan kalimat lainnya. Kami berusaha menjawab dengan fakta yang ada. Dan inilah salah satu bukti nyata kami dalam menjawab  jargon orang-orang yang memandang sebelah mata (???) terhadap pendidikan yang berbasis agama.

Masuk ke MI Tahdzibul Fuad Tegalglagah?????

Kenapa tidak?????

Berawal pada Tahun Pelajaran 2013/2014 cita-cita kami untuk mendirikan Lab Komputer sedikit demi sedikit mulai membuahkan hasil (walaupun masih sangat jauh dari harapan). Keberhasilan kami tentu tidak lepas dari peran dan kerja sama teman-teman guru MI Tahdzibul Fuad Tegalglagah, Komite Madrasah, dan Pengurus Yayasan Asaasunnajah Tegalglagah.

Kami yang pada tahun 2012 baru memiliki 1 (satu) unit komputer (jadul) kemudian bertambah menjadi 2 (dua) unit dan pada Tahun Pelajaran 2013/2014 bertambah menjadi 5 unit. Dengan bantuan alumni dan pihak Yayasan, alhamdulillah pada Tahun Pelajaran 2015/2016 sekarang ini kami telah memiliki 10 (sepuluh) unit komputer. Sehingga mulai Tahun Pelajaran ini pula kami dapat melaksanakan Ekstrakurikuler Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

Karena masih terbatas, maka kegiatan ekskul ini hanya kami laksanakan untuk siswa kelas 6 saja. Untuk siswa lainnya dapat memanfaatkan sarana komputer tersebut di luar jadwal ekskul.
Kami masih akan terus mengembangkan jumlah unit komputer yang kami miliki agar ke depan bisa terpenuhi target kami, minimal 1 (satu) unit komputer untuk maksimal 2 anak.

Kendala yang masih kami hadapi sampai sekarang ini adalah belum tersedianya ruang khusus untuk kegiatan (Lab Komputer). Sekarang ini sepuluh unit komputer kami letakkan bersamaan dengan ruang perpustakaan dan gudang (olahraga dan Marchingband). Keadaan ini tentu saja membuat kegiatan ekskul terasa kurang nyaman. Tetapi dengan segala keterbatasan kami berusaha memberikan layanan pendidikan yang terbaik untuk anak-anak peserta didik MI Tahdzibul Fuad Tegalglagah.

Alhamdulillah, anak-anak merasa senang dengan kegiatan ekskul TIK. Selain mempelajari materi Microsoft Word, anak-anak juga dapat menikmati layanan internet yang sudah terhubung dengan kesepuluh unit komputer tersebut. Hal ini juga dimanfaatkan Bapak dan Ibu Guru manakala mereka memberikan tugas kepada anak didiknya.

Dengan adanya layanan internet ini, peserta didik dikenalkan dengan dunia luar. Mereka dapat berselancar mencari jawaban atas tugas-tugas yang diberikan guru-gurunya.
12011293_835443309909850_1871208361401213664_n
Kegiatan Ekskul Komputer Kls 6 dan Anak-anak Kls 5
yang sedang memanfaatkan layana i-net


(tulisan sebelumnya)
Tahun Pelajaran 2013/2014 merupakan tahun transisi bagi alur pendidikan khususnya bagi lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan Kemenag, yakni tahun persiapan memasuki kurikulum 2013 yang Insya Allah akan mulai berlaku pada Tahun Pelajaran 2014/2015.
Mulai tahun ini, MI Tahdzibul Fuad juga telah bersiap untuk mengusung Ekstrakurikuler baru yang bertajuk Teknologi Informatika Komputer (TIK). Bagi sekolah-sekolah yang sudah maju, komputer bukanlah barang mewah tetapi bagi kami yang tinggal di pedesaan menjadi barang baru yang masih mahal harganya. Untuk itulah madrasah kami mencoba memberikan sedikit tambahan informasi (ilmu) tentang aplikasi yang biasa digunakan dalam dunia pendidikan maupun perkantoran.
Tahun ini kami baru memiliki 5 unit komputer yang sudah siap digunakan sebagai sarana penunjang ekstrakurikuler. Masih sangat kurang jika dibandingkan jumlah siswa per kelasnya yang mencapai 40 siswa/kelas. Mudah-mudahan di tahun ini juga kami dapat mencapai target 10 komputer agar rasio 1 komputer untuk maksimal 4 anak bisa terwujud. Walaupun masih minim tetapi sebagai langkah awal sudah lebih dari cukup mengingat madrasah kami yang berstatus swasta.
Rencana materi yang akan disampaikan pada kegiatan ekskul komputer antara lain Microsoft Word, Excel, Powerpoint dan Internet. Untuk menunjang hal tersebut madrasah kami juga sudah berlangganan Speedy yang bisa diakses via hotspot diseputaran madrasah. Dengan adanya akses internet ini kami merasa dimudahkan dalam hal pengiriman data yang kadang dituntut serba cepat (email).
IMG_0101 copySiswa-siswi Kls 6 sedang mengikuti LES Komputer
Kami berharap adanya ekskul TIK ini mampu menambah simpati masyarakat khususnya Tegalglagah sehingga mereka tidak merasa ketinggalan dengan sekolah lain yang setara dengan Madrasah Ibtidaiyah. Lulusan MI Tahdzibul Fuad Tegalglagah tidak hanya bisa ‘ngaji Qur’an tetapi juga bisa ‘ngaji berbagai pengetahuan yang ada di dunia melalui internet.

Kegiatan Pramuka

Salah satu bentuk ekstrakurikuler yang dilaksanakan MI Tahdzibul Fuad Tegalglagah  adalah Kegiatan Pramuka. Menjelang kurikulum 2013, MI Tahdzibul Fuad melaksanakan ekskul Pramuka sebagai kegiatan ekskul yang wajib dilaksanakan di setiap sekolah.  Kegiatan latihan Pramuka dilaksanakan setiap hari Jumat sore, pukul 14.30 WIB s.d. 16.30 WIB.

Sebagai pembina ekskul Pramuka yaitu Kak Kharispudin, S.Pd.I dan Kak Yayah Siti Robiah, S.Pd.I serta dibantu oleh kakak-kakak dari Alumni MI Tahdzibul Fuad maupun kakak-kakak undangan dari Dewan Penegak yang berpangkalan di sekitar Desa Tegalglagah.

Untuk tahun pelajaran 2013/2014 kami melibatkan Dewan Penegak dari SMK Nurul Islam Slatri sebagai pembantu pembina yang turut aktif dalam menyampaikan materi kepramukaan setiap latihan. Untuk itu kami berterima kasih kepada Ka. Mabigus dan Pembina Pramuka SMK Nurul Islam Slatri. Tidak ketinggalan kami ucapkan terima kasih kepada kakak-kakak penegak yang telah turut hadir selama kegiatan latihan.

Beberapa manfaat mengikuti latihan pramuka yang diperoleh peserta didik, antara lain :
  1.  Akan terbiasa dengan sikap dan prilaku disiplin dalam kegitan sehari-hari di sekolah maupun di  rumah
  2. Sabar, tabah, dan lapang dada
  3. Akan memperoleh berbagai keterampilan
  4. Jujur dan berani melakukan sesuatu yang benar
  5. Melakukan sesuatu sesuai dengan norma-norma yang ada
  6. Akan memiliki sikap dan perilaku yang mandiri
  7. Kerjasama dan gotong royong
  8. Terampil dalam baris berbaris

Sebagai agenda tahunan kami adalah melaksanakan kegiatan perkemahan Sabtu malam Minggu (Persami) yang dilaksanakan setiap akhir tahun pelajaran. Insya Allah, tahun ini pun kegiatan tersebut akan kami laksanakan. Untuk itu dukungan dari semua pihak sangat kami butuhkan demi terlaksananya kegiatan Persami tersebut.
Jaya Pramuka Indonesia
Jaya Pramuka MI Tahdzibul Fuad

Sejarah Berdirinya MI Tahdzibul Fuad Tegalglagah



Para tokoh masyarakat Tegalglagah terutama para ulama merasa peduli, prihatin dan berkepentingan terhadap pendidikan yang bernuansa Islam. Dari rasa peduli dan keprihatinan itulah maka pada tanggal 15 Juli 1985 bersama warga Tegalglagah bersatu membangun Madrasah Ibtidaiyah yang diberi nama Tahdzibul Fuad.

Kata Tahdzibul Fuad berasal dari bahasa arab yang berarti “Pendidikan Hati“. Sebab tokoh masyarakat Tegalglagah beranggapan dengan pendidikan hati diharapkan anak didik di masa yang akan datang menjadi generasi yang berhati luhur, dalam mengamalkan ilmunya di masyarakat.
Sebagai Kepala Madrasah pertama adalah Ustadz Sanuri. Jumlah siswa pada saat itu adalah 90 siswa dan 3 orang tenaga pengajar. Gedung yang pertama didirikan hanya 3 lokal, berdiri di depan Masjid Jami Nurul Hidayah Tegalglagah. Ustadz Sanuri menjadi Kepala Madrasah selama 3 tahun, dari tahun 1985 sampai dengan 1988.

Pada tanggal 17 Juli 1988 Kepala Madrasah pertama digantikan Ibu Chunaenah. Pergantian ini dikarenakan Ust. Sanuri mengkhususkan diri sebagai Kepala Madrasah Diniyah. Pada masa kepemimpinan Ibu Chunaenah ditambah bangunan 5 lokal lagi untuk memenuhi sarana dalam meningkatkan pelayanan pendidikan. Pada waktu itu jumlah siswanya sudah mencapai 300 siswa.

Setelah melaksanakan tugas sebagai Kepala Madrasah selama lebih kurang 17 tahun, tampuk kepemimpinan beralih ke tangan H. Sholachuddin. Mulai tanggal 01 Januari 2005, H. Sholachuddin menjabat sebagai Kepala Madrasah yang ketiga. Pergantian Kepala Madrasah selanjutnya terjadi pada 01 Juli 2014, H. Sholachuddin digantikan Bapak Darsono, S.Pd.I. Setelah kurang lebih 4 tahun berjalan, rotasi kepemimpinan beralih dari Bapak Darsono, S.Pd.I digantikan Ibu Siti Masturoh, S.Ag. Beliau menjabat sebagai Kepala MI Tahdzibul Fuad terhitung 01 Juli 2018 sampai dengan sekarang.

Walaupun berbasic pendidikan agama, namun kualitas lulusan dari MI Tahdzibul Fuad Tegalglagah tidak kalah jika dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain. Ini terbukti dari siswa-siswi alumni Madrasah yang bersekolah di SLTP memiliki prestasi belajar yang bagus, bahkan beberapa kali siswa alumni MI Tahdzibul Fuad menduduki peringkat sepuluh besar di SMP maupun MTs.

Visi, Misi dan Tujuan MI Tahdzibul Fuad Tegalglagah

VISI, MISI DAN TUJUAN
MADRASAH IBTIDAIYAH TAHDZIBUL FUAD
VISI :
“ Mengantarkan siswa untuk beriman, bertaqwa, dan berakhlakul karimah yang bisa dibanggakan oleh masyarakat serta berkualitas dalam pengembangan ilmu dan teknologi ”
MISI :
  1. Membimbing dan membina anak didik untuk beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT;
  2. Menciptakan lingkungan madrasah yang islami dan dibanggakan masyarakat;
  3. Menciptakan madrasah yang berkualitas.
TUJUAN :
Mendidik siswa agar dapat memahami pendidikan agama Islam secara kaffah, sehingga menjadi manusia cerdas yang berakhlak mulia dan berguna bagi agama, bangsa, dan negara.

Diberdayakan oleh Blogger.